Ki Hadjar Dewantara telah membuka tabir pendidikan, bahwa tugas guru adalah menuntun anak-anak sesuai kodrat alam dan kodrat zaman. Dengan mengimplementasikan sistem among Ing Ngarso Sung Tulodo Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani memiliki arti di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat dan di belakang memberi dorongan, dan guru tidak dapat memaksakan kehendaknya terhadap muridnya, sebab sejatinya anak tidak terlahir seperti kertas kosong, tetapi anak terlahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar-samar, maka tujuan pendidikan adalah menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar untuk memperbaiki lakunya agar menjadi manusia seutuhnya. Guru merupakan contoh teladan bagi murid, maka setiap gerak, ucap, laku dan cara mendidiknya akan berpengaruh terhadap perkembangan seorang murid. Seorang guru sebaiknya memiliki visi sebagai guru penggerak dan menjadi pemimpin pembelajaran yang memfasilitasi kebutuhan belajar murid dengan diferensiasi, menerapkan budaya positif di kelas, membantu murid mengenali potensi dirinya dengan coaching, tepat dalam mengambil keputusan, mampu mengelola dan memetakan sumber daya melalui Inkuiri Apresiatif BAGJA dalam menciptakan program yang berpihak pada murid sehingga mampu menciptakan kepemimpinan murid yang memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila.
Buku ini berisi kumpulan artikel hasil refleksi penulis selama mengikuti pembelajaran Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) Angkatan 4 dari Kota Bandung, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Ulasan
Belum ada ulasan.