Pondok pesantren adalah rumah ke duaku setelah menyelesaikan pendidikan di bangu SD Negeri 3 Kabupaten Sinjai. Yang terbayang olehku pertama melangkahkan kaki ke pesantren adalah bosen, penuh aturan dan yang pastinya berbagai macam hukuman. Santri harus bangun tengah malam untuk sholat Tahajud, menghafal Al’Quran dan semua serba tidak boleh dilakukan.
Tapi setelah masuk dan menjalani kehidupan di dalam pesantren yang kata kebanyakan anak jaman now “Penjara Suci”, aku merasa mendapat tantang untuk bisa merubah pemikiranku sebelumnya tentang pesantren. Pesantren telah mengajarkan banyak hal padaku, arti kehidupan yang tidak mungkin bisa aku dapatkan jika sekolah pada sekolah umum apalagi tanpa mondok/boarding.
Buku true story “PESANTREN” ini berisi beberapa cerita dan kenanganku selama lima tahun berada di Pesantren Boarding School Ummul Mukminin A’Isyiyah Makassar, yang merupakan yayasan Muhammadiyah..
Keseruan kisah dariku saat bersama teman-teman, Guru, wali asrama, satpam bahkan ibu loundry serta dakwah yang pernah aku sampaikan saat bulan Ramadhan mengisi buku true story ini. Cerita di dalam buku ini sangat menarik dari cerita lucu yang membuat tertawa hingga cerita sedih yang pernah aku alami di pesantren.
Ulasan
Belum ada ulasan.