NUANSA HIDUP PEMBAWA PELITA

Antologi puisi ini berjudul “Nuansa Hidup Pembawa Pelita”. Antologi ini berisikan 50  puisi  yang mengandung berbagai pesan untuk  kehidupan manusia.

Dalam antologi puisi ini, penulis mengambarkan berbagai perasaan penulis terhadap fenomena yang dirasakan. Beberapa puisi mengambarkan bertemakan pendidikan  seperti ‘Guru Inspirasi’, Aku adalah Guru’, dan ‘Guru Penggerak’ Untuk rasa sayang dan kekaguman terhadap orang tua seperti tergambar pada puisi ‘Ayahku’ dan ‘Untuk Ibu’. Untuk  protes sosial sepertu tergambar pada puisi ‘Daun Itu Bicara’ dan ‘Jalan Juga Lelah’.   Ada juga pusi yang berisikan kasih sayang seperti pada puisi ‘Sudah Jauh’ dan ‘Surat Terakhir’. Ada pula pusi yang menggambarkan ketuhanan seperti dalam puisi ‘ Sholat Lima Waktu’ dan  ‘Jangan Tipu Tuhan’. Ada juga puisi yang bertema keindahan alam, seperti puisi ‘Danau Ranau’ dan ‘Singkarak’. Selain itu beberapa puisi yang berisikan kemanusiaan, seperti tergambar pada puisi ‘Dor’ dan ‘Cianjur Berduka’.

Pembaca antologi ‘‘Nuansa Hidup Pembawa Pelita”  karya Gunawan , akan merasakan pemakaian gaya bahasa repetisi, seperti terlihat pada puisi yang berjudul ‘Pembawa Cahaya’ dan  ‘Beda Nuansa’. Majas perumpamaan juga digunakan penulis, seperti pada baris Pohon-pohon nipah tak lagi bernyanyi  pada puisi ‘Daun Itu Bicara’. Beberapa puisi ditulis secara akrostik, seperti puisi ‘Guru Penggerak’ dan ‘Guru adalah Aku.